The current maritime challenges that Indonesia faced had not led to the development of the navy and air force. While theories of neoclassical realism highlighted the importance of domestic factors when determining responses at the strategic level, inefficiencies within the state bureaucracy had often been the bane of prudent policies. Our article attempts to engage with the neorealist concept of under-balancing to look at the reasons why there is stagnation in Indonesia’s naval and air force development. The proponents of under-balancing blamed inefficient bureaucracy as the cause of the issue. Our study on Indonesia’s naval and air force development indicated that inefficient bureaucracy was not the only driver of under-balancing. Looking at the agenda of naval and air force modernisation, this research argues the lack of commitment from the government, limited economic sources and the different modernisation priorities at the military unit level that had greatly contributed to the mismatch between systemic pressure and the response, in this case through naval and air force development, against it.

Indonesian Army (TNI AD) Chief of Staff Gen. Andika Perkasa announced the abolishment of the controversial virginity test as a requirement for female recruits to join the land branch of the Indonesian Military (TNI).

Aksi pencurian ikan oleh kapal asing di perairan Indonesia masih marak terjadi dengan beragam modus dan jenis alat tangkap. Ikhtiar menyeluruh harus dilakukan agar penanganan kejahatan perikanan segera tuntas.

Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 memunculkan kembali beberapa masalah klasik dalam pengelolaan sistem senjata Indonesia. Tulisan ini berusaha untuk merangkum masalah-masalah tersebut dalam satu terminologi inti: pendekatan daur hidup (life cycle) sistem senjata.

Indonesia sedang menjalani proses jangka panjang untuk menjadi kekuatan militer unggulan. Secara akademik, ada empat tahapan utama yang harus dilalui: 1) Reformasi Militer, 2) Modernisasi Pertahanan, 3) Investasi Pertahanan, dan 4) Transformasi Pertahanan.

Masa depan pangan dunia ada di laut, dan masa depan pangan laut adalah di perikanan budidaya. Ke depan, basis penyediaaan pangan dan kekuatan ekonomi perikanan nasional adalah budidaya.

Tulisan ini berusaha memotret dinamika politik di ruang digital Indonesia sepanjang 2020. Potret politik diambil dengan metode analisis big data yang menambang interaksi-interaksi utama antar akun di jagat cuit (Twitter) untuk mencari pola percakapan yang terkait dengan dinamika politik nasional.

Isu ke depan yang dihadapi Indonesia bukanlah pada kemampuan teknokratis untuk membuat rancangan kebijakan, tetapi pada kemampuan untuk mengeksekusi kebijakan.

The strategic responses to the Covid-19 pandemic have made many countries, including leading nations look vulnerable, including the US, China, Japan, the United Kingdom, and several western European countries.